Kominfo News :
Selamat Ulang Tahun Ke-31 Paroki St. Laurentius Bandung
Iklan Paroki
Home » » Dijadikan Tidak Sempurna

Dijadikan Tidak Sempurna

Written By Unknown on Sunday, October 7, 2012 | 7:38 AM

Ilustrasi-sumber: favim.com
Narcissus. Nama ini ada dalam kisah kuno, tentang seorang pemuda yang melihat ke air dan terkejut, sebab melihat wajah yang sangat tampan (dirinya sendiri, tentu saja). Ia begitu terpesona, hanyut, ‘jatuh cinta’ dengan wajah itu. Tiap hari ia pergi ke situ hanya untuk mengagumi wajah tampan itu.

Oleh:
Pst. Hadrianus Tedjoworo, OSC

Narcissus tak pernah menemukan cinta, sebab yang dialaminya itu bukan cinta, tapi cinta-diri. Ia puas dengan bayangan di air, dan ia menderita karena bayangan itu takkan pernah menjadi manusia…

Kisah ini menjadi kritik bagi mereka yang jatuh dalam cinta-diri, yang tak peduli dengan siapapun, dan puas kalau merasa sudah menemukan ‘cinta’. Namun, kisah ini juga adalah batu loncatan guna memahami penciptaan manusia dalam Kitab Kejadian. Kalau Kitab Suci bicara tentang Adam dan Hawa, mereka adalah citra Allah sendiri, sebab Allah menciptanya sesuai gambar-Nya.

Saat tulang rusuk Adam diambil Tuhan, manusia dibuat tidak sempurna. Sebuah kesalahan? Sama sekali bukan. Tuhan melakukannya dengan sengaja, agar manusia sadar akan kekurangannya, dan mencari “penolong yang sepadan” baginya. Jadi ketidaksempurnaan itu adalah kesengajaan ilahi, supaya kita keluar dari diri sendiri, dan mencintai orang lain! Ajaib, cara Tuhan mengajarkan cinta! Ia mengajar melalui sebuah kekurangan.

Sayangnya, cinta tak selalu menyenangkan, apalagi bagi yang pernah ditolak dan ‘putus cinta’. Reaksinya jadi bermacam-macam. Bisa agresif, bahkan mau ‘memaksakan’ cinta. Maka, perceraian, penyelewengan, tetap saja terjadi. Mengapa? Karena terlalu cinta-diri, dan memaksa orang lain. Yesus menegur orang-orang yang tegar hati dalam hal cinta. Bukan hanya di zaman Musa, tapi di zaman kita ini! Saat gagal mencintai seseorang, biasanya cinta-diri kita terlalu besar.                        

Kita terlalu egoistis, memaksa dan menyiksa orang yang kita ‘cintai’, atas nama ‘cinta’! Itulah yang disebut Yesus penyebab perceraian. Bagi Yesus, problem utama relasi adalah ketegaran hati. Hanya itu! Orang lupa bahwa selama ini mereka mencari ‘tulang rusuk yang hilang’ itu. Mencintai selalu bergerak ‘keluar’, ke orang lain, dan bukannya menuntut orang. Mencintai adalah memberi.

Kalau mau memperbaiki dunia, ubahlah pandangan kita tentang cinta, kesetiaan, dan komitmen. Mari kita kembalikan persahabatan dan relasi suami-istri pada cinta yang dikehendaki Allah. Ia sengaja membuat kita ‘tidak lengkap’, supaya terus belajar mencintai, seperti Dia. 
Amin.

Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2012. Paroki St. Laurentius Bandung - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger