Percayakah
Anda, kelaparan bisa mengubah segalanya? Kelaparan bisa mengubah orang
yang murah hati menjadi egois. Kelaparan bisa membuat orang yang penuh
cinta menjadi kejam. Kelaparan dapat
mengubah orang baik menjadi jahat, demi sesuap nasi. Waktu orang Yahudi
disekap di kamp konsentrasi, mereka diubah dari manusia menjadi
binatang. Sepotong roti yang jatuh dari tangan seorang anak kurus
kering, membuat orang-orang berebutan mengambilnya, saling menendang dan
membunuh. Begitu juga dulu di kamp Rusia, dalam putus asa, orang bisa
makan apa saja, termasuk makan rumput dan bahkan mengunyah ikat pinggang
tua.
Oleh:
Pst. Hadrianus Tedjoworo, OSC
Ya. Kita tak percaya. Kita berkata, tak mungkin. Tapi ini riil. Kita mengatakan itu tak mungkin, karena kita tak pernah kelaparan.
Ketika Yesus melihat banyaknya orang datang kepada-Nya, Ia segera bertanya kepada Filipus dan murid-murid-Nya, “Di mana kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” Yesus minta tanggung jawab. Simpel, tapi mendesak. Ia pun sering bertanya kepada kita: “Mana tanggung jawabmu?” Dan kita tidak suka pertanyaan ini. Kita biasa berdalih, “Ah, Tuhan, ada yang mengurus mereka kok. Ada PSE, ada Balai Pengobatan, ada APP, Aksi Sosial ini dan itu. Banyak lho, tinggal pilih...”
Pernah ada cerita: seseorang mau makan, dan berdoa kepada Tuhan, katanya, “Tuhan aku berdoa bagi mereka yang saat ini kelaparan. Semoga Engkau memberi mereka rejeki secukupnya, Tuhan, dan agar mereka dapat menikmati makanan seperti yang kumakan ini.” Tuhan lewat mendengar doa itu, dan bergumam, “Lalu untuk apa Aku menciptakan kamu...?”
Yesus itu gambaran Allah yang konkret. Ia tidak berdoa kepada Bapa minta makanan untuk orang lapar. Ia memberi mereka makan. Ia tidak mendoakan orang sakit dan menderita, tapi menyembuhkan dan menghibur mereka! Kita sering terlalu abstrak kalau membantu orang. Kita mau menyerahkan pada lembaga sosial dan gereja untuk menolong orang (yang tua, cacat, dan tak punya saudara). Memang lebih mudah menyerahkan tanggung jawab.
Problem kita bukan kurangnya makanan, tapi karena kelebihan. Tidak percaya? Ini kenyataan. Jika sisa makanan kita dikumpulkan, jumlahnya lebih dari cukup untuk memberi makan lima ribu orang sekalipun! Dunia kita tak pernah kekurangan makan. Dunia kita kekurangan cinta untuk berbagi!
Pesan Injil hari ini adalah soal tanggung jawab segera, bukan soal membentuk seksi sosial baru di paroki kita. Kita mau melibatkan sebanyak mungkin orang dengan rejeki kita, yang selalu kita anggap kurang itu. Semoga kita tidak boros dengan makanan, berhemat supaya yang lain kebagian. Amin.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !