Buka dulu Topengmu! Mari kita buka topeng KITA….

Suatu kali saya tertarik dengan tulisan status di akun facebook. Tulisan status itu demikian: “Buka dulu topengmu setelah itu mari kita…” Ada banyak tanggapan yang dimunculkan.
Similikiti:
“wah lagi main topeng-topengan”
Siamput: “Pake kosmetik aja jangan pake topeng”
Darmodar: “Lagi galau ya…..?”
Sikutilitem: “Topengmu dibuka juga ndak?”
Etc…etc demikan banyak tanggapan dari sobat-sobatnya. Apa yang menarik dari status itu? Itu rupanya menjadi sebuah kegelisahan yang menarik untuk diamati dan direnungkan. Kejengkelan terhadap KEMUNAFIKAN. Itulah yang mau direnungkan.
Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?"
Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.

Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.
Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."

Bacaan minggu ini mau mengajak kita untuk merenung bersama kala Yesus menampar orang farisi dan ahli-ahli Taurat dengan ungkapan yang keras. Ungkapan keras yang mengkritisi kemunafikan dari orang-orang farisi dan ahli-ahli taurat yang hanya mau mengkritisi orang lain namun tak bercermin dalam hidup mereka.

Ungkapan ini juga mengacu pada kita bersama seperti celoteh kisah di atas. Kalau kita mau orang lain membuka topeng kemunafikan, apakah kita juga terlebih dahulu membuka topeng-topeng kemunafikan kita? Beranikah kita juga memaknai sebagai sebuah refleksi atas kehidupan kita sendiri. Kita mengkritisi keadaan dan orang lain sambil kita sendiri memperbaiki diri kita sendiri.

Oleh: Pst. Yulius Hirnawan, OSC