Kominfo News :
Selamat Ulang Tahun Ke-31 Paroki St. Laurentius Bandung
Iklan Paroki
Home » » Hari Kedua

Hari Kedua

Written By Unknown on Thursday, November 22, 2012 | 3:00 AM


(Hari Kedua) Orang-orang Kristiani Menghadapi Perang dan Kekerasan “agar mereka menjadi satu dalam tangan-Mu”(Yeh. 37)

Bacaan
Yes. 2:1-4:   Mereka tidak lagi akan berlatih perang.
Mzm. 74:18-23:   Janganlah pernah melupakan umat-Mu yang miskin.
1 Ptr. 2:21-25:    Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah disembuhkan.
Mat. 5:38-48:       Berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.

Renungan

Perang dan kekerasan merupakan hambatan utama untuk kesatuan yang dikehendaki Allah bagi umat manusia. Dalam analisis yang terakhir, perang dan kekerasan merupakan akibat dari perpecahan tak tersembuhkan yang bercokol di dalam diri kita, dan juga merupakan akibat dari kecongkakan manusia yang menghalangi kita untuk memulihkan landasan sejati keberadaan kita.

Orang-orang Kristiani Korea ingin sekali mengakhiri perpecahan yang sudah berlangsung lebih dari 50 tahun antara Korea Utara dan Korea Selatan; mereka juga sangat rindu menyaksikan damai bersemi di mana-mana di seluruh dunia. Kogoncangan yang terjadi di Semenanjung Korea tidak hanya mengungkapkan kepedihan satu bangsa yang masih terpecah-belah, tetapi juga menandakan mekanisme perpecahan, permusuhan, dan balas dendam yang merongrong umat manusia.

Apa yang dapat mengakhiri rangkaian perang dan kekerasan ini? Yesus menunjukkan kepada kita kuasa yang dapat menghentikan lingkaran-setan kekerasan dan ketidakadilan bahkan dalam situasi-situasi yang paling ganas. Kepada murid-murid-Nya, yang menanggapi kekerasan dan kerusuhan dengan cara-cara yang digunakan dunia, secara paradoksal Yesus  mengajarkan penolakan kekerasan (Mat. 26:51-52).

Yesus mengungkap kebenaran sejati yang ada di balik kekerasan umat manusia. Karena patuh kepada Bapa, Yesus mati di kayu salib untuk menyelamatkan kita dari dosa dan kematian. Salib mengungkapkan paradoks dan konflik yang terkandung dalam kodrat manusia. Kematian keji yang menimpa Yesus itu merupakan awal dari suatu ciptaan baru yang memaku dosa manusia, kekerasan dan perang pada salib Yesus.

Yesus Kristus mengajarkan gerakan tanpa kekerasan yang tidak hanya berlandaskan humanisme. Ia mengajarkan pembangunan kembali ciptaan Allah; Ia juga mengajarkan harapan serta iman akan datangnya langit baru dan bumi baru. Pengharapan ini didasarkan pada kemenangan final atas kematian yang dicapai Yesus pada kayu salib; pengharapan ini mendorong kita untuk bertekun dalam mengupayakan kesatuan umat Kristiani dan dalam berjuang melawan segala bentuk perang serta kekerasan.

Doa

Ya Tuhan, Engkau telah menyerahkan diri-Mu sendiri pada kayu salib demi kesatuan seluruh umat manusia. Kami mempersembahkan kepada-Mu kodrat insani kami yang dihancurkan oleh egoisme, kesombongan, kesia-siaan, dan angkara murka. Tuhan, janganlah tinggalkan kaum tertindas yang menderita karena segala macam kekerasan, kemarahan dan kebencian, yang menjadi kurban kepercayaan yang sesat dan ideologi yang saling bertentangan. Tuhan, pandanglah kami dengan murah hati, dan perhatikanlah seluruh umat-Mu, supaya kami semua dapat menikmati damai dan sukacita yang merupakan bagian utuh dari tata ciptaan-Mu. Semoga semua orang Kristiani bekerjasama untuk mewujudkan keadilan-Mu, bukan hanya keadilan kami. Berilah kami keberanian untuk membantu sesama memanggul salib mereka, dan tidak membebankan salib kami sendiri atas bahu mereka. Tuhan, ajarkanlah kepada kami kebijaksanaan sejati supaya kami dapat memperlakukan musuh-musuh kami dengan kasih, bukan dengan  kebencian. Sebab Engkaulah Tuhan dan pengantara kami. Amin.







sumber: imankatolik.or.id

Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2012. Paroki St. Laurentius Bandung - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger