Kominfo News :
Selamat Ulang Tahun Ke-31 Paroki St. Laurentius Bandung
Iklan Paroki
Home » » Hari Keenam

Hari Keenam

Written By Unknown on Monday, November 26, 2012 | 3:00 AM

(Hari Keenam) Orang-orang Kristiani Menghadapi Bencana dan Penderitaan “agar mereka menjadi satu dalam tangan-Mu”(Yeh. 37)

Bacaan
2 Raj. 20:1-6:               Ingatlah akan daku, ya Tuhan!
Mzm. 22:1-11:             Mengapa Engkau meninggalkan aku?
Yak. 5:13-15:  Doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit.
Mrk. 10:46-52:            Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?

Renungan

Betapa seringnya Yesus berjumpa dengan orang sakit dan berkenan menyembuhkan mereka! Kesadaran akan kemurahan Tuhan kita terhadap orang sakit sangat kuat di kalangan Gereja-Gereja kita yang masih terpecah-belah ini. Orang-orang Kristiani selalu mengikuti teladan Tuhan dengan menyembuhkan orang sakit, membangun rumah sakit, balai pengobatan, mengorganisasi karya-karya pengobatan, dan mempedulikan tidak hanya jiwa tetapi juga tubuh anak-anak Allah.

Ini bukanlah tanggapan yang luar biasa; orang sehat cenderung mengandalkan kesehatannya dan lupa akan mereka yang tidak dapat ambil bagian dalam kehidupan sehari-hari masyarakat karena sakit atau cacat. Tetapi orang sakit? Mereka barangkali merasa tersingkir dari Allah, dari kehadiran-Nya, dari berkat dan kuasa penyembuhan-Nya.

Iman Hizkia yang sangat kuat menopang dia menanggung penyakitnya. Dalam masa duka cita itu, Hizkia menemukan kata-kata untuk mengenang Allah, sumber rahmatnya. Sungguh, orang-orang yang menderita malah dapat menggunakan kata-kata dari Alkitab untuk meratap dan menggugat Allah: Mengapa Engkau meninggalkan aku? Apabila kita memiliki relasi yang tulus dengan Allah, yang dilandasi dengan  bahasa kesetiaan dan bahasa syukur akan masa-masa yang membahagiakan, maka kita juga akan mampu menciptakan ruang untuk suatu bahasa  yang, kalau perlu, dapat mengungkapkan duka cita, kepedihan atau kemarahan dalam doa.

Orang sakit bukanlah obyek; mereka bukan hanya sasaran perawatan. Sebaliknya, mereka adalah subyek iman; seperti para murid Yesus, mereka harus belajar dari kisah Injil Markus. Para murid ingin secepatnya melanjutkan perjalanan bersama dengan Yesus; mereka tidak peduli akan orang sakit yang ada di pinggir kerumunan orang banyak. Ketika orang sakit itu berteriak, ia dianggap menghambat perjalanan mereka. Kita biasa merawat orang sakit, tetapi tidak begitu biasa mendengarkan teriakan keras mereka; kita bahkan merasa terganggu oleh teriakan itu. Dewasa  ini, barangkali mereka  berteriak untuk mendapatkan obat bagi negara-negara miskin, dan hal ini menyentuh permasalahan paten dan keuntungan. Para murid yang berusaha mencegah orang buta itu agar tidak menghampiri Yesus telah menjadi utusan yang harus menyampaikan jawaban Tuhan yang agak berbeda dan penuh perhatian: Mari, Ia memanggil kamu.

Barulah ketika mengantar orang sakit kepada Yesus para murid mulai memahami apa yang dikehendaki Yesus, yakni: meluangkan waktu untuk berjumpa dengan orang sakit dan berbicara dengan mereka, menanyakan apa yang mereka kehendaki dan mereka butuhkan. Suatu komunitas-penyembuh hanya dapat berkembang kalau orang-orang sakit sungguh mengalami kehadiran Allah lewat hubungan timbal balik dengan para saudari dan saudara mereka dalam Kristus.

Doa

Ya Allah, dengarkanlah umat-Mu ketika mereka berseru kepada-Mu dalam kesakitan dan kepedihan. Semoga orang-orang yang sehat selalu mensyukuri kesehatannya, dan melayani orang-orang sakit dengan tangan terbuka dan hati penuh kasih. Ya Allah, perkenankanlah kami semua hidup dalam rahmat dan penyelenggaraan-Mu, menjadi komunitas penyembuh yang sejati, yang bersama-sama memuliakan nama-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


sumber: imankatolik.or.id
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2012. Paroki St. Laurentius Bandung - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger