Oleh: Margaretha Maureen
Apa susahnya sih jadi lektor? Cuma tinggal baca aja, kan? Iya, kan?
Memang sih terlihat mudah. Namun nyatanya tidak begitu. Menjadi seorang lektor tidak terbatas hanya “membacakan” firman Allah saja. “Lektor juga harus mengerti Sabda, dimana Tuhan sendirilah yang hadir dalam Sabda yang dibacakan dan membuat umat untuk mengerti Sabda.” Demikian jelas Pst. Hadrianus Tedjoworo, OSC dalam Pembekalan Lektor sesi I pada Jumat, 05 Oktober lalu.
Wah, tidak semudah itu rupanya. Karena itulah secara rutin selama 3 tahun terakhir Sub Seksi Lektor yang berada di bawah Seksi Liturgi merasakan perlunya memberikan Pembekalan bagi para lektornya. Selain untuk menambah pengetahuan, hal ini dilakuan tentu agar para Letor kita dapat mejadi pembawa sabda Tuhan yang lebih baik lagi.
Pembekalan yang diadakan bekerjasama dengan Lektor Paroki St. Petrus Katedral ini diadakan sebanyak 3 kali. Untuk pembekalan I ini, Paroki St. Laurentius dipercaya untuk menjadi tuan rumah. Sementara itu untuk pertemuan yang ke-2 dan ke-3 akan diadakan di Aula St. Petrus-Katedral. Ruang Agnes yang terletak di Lt. I Gedung Grha Prakasita pun dipenuhi oleh 21 orang lektor dari Paroki St. Laurentius dan 28 Orang Lektor dari Paroki St. Petrus Katedral pada pembekalan kali ini yang mengambil tema "Spiritualitas Pembawa Sabda".
Apa susahnya sih jadi lektor? Cuma tinggal baca aja, kan? Iya, kan?
Memang sih terlihat mudah. Namun nyatanya tidak begitu. Menjadi seorang lektor tidak terbatas hanya “membacakan” firman Allah saja. “Lektor juga harus mengerti Sabda, dimana Tuhan sendirilah yang hadir dalam Sabda yang dibacakan dan membuat umat untuk mengerti Sabda.” Demikian jelas Pst. Hadrianus Tedjoworo, OSC dalam Pembekalan Lektor sesi I pada Jumat, 05 Oktober lalu.
Wah, tidak semudah itu rupanya. Karena itulah secara rutin selama 3 tahun terakhir Sub Seksi Lektor yang berada di bawah Seksi Liturgi merasakan perlunya memberikan Pembekalan bagi para lektornya. Selain untuk menambah pengetahuan, hal ini dilakuan tentu agar para Letor kita dapat mejadi pembawa sabda Tuhan yang lebih baik lagi.
Pembekalan yang diadakan bekerjasama dengan Lektor Paroki St. Petrus Katedral ini diadakan sebanyak 3 kali. Untuk pembekalan I ini, Paroki St. Laurentius dipercaya untuk menjadi tuan rumah. Sementara itu untuk pertemuan yang ke-2 dan ke-3 akan diadakan di Aula St. Petrus-Katedral. Ruang Agnes yang terletak di Lt. I Gedung Grha Prakasita pun dipenuhi oleh 21 orang lektor dari Paroki St. Laurentius dan 28 Orang Lektor dari Paroki St. Petrus Katedral pada pembekalan kali ini yang mengambil tema "Spiritualitas Pembawa Sabda".
Dalam pertemuan yang dimulai pada pukul 18.00 ini, Pst. Tedjo, OSC berkenan memberikan 2 sesi: Sesi pertama dengan judul "Suara Tuhan Memanggil Kita Menjadi Murid", dan Sesi kedua mengambil judul "Suara Tuhan Selalu Kita Bawa". Pada Sesi I, Pst. Tedjo, OSC juga mengungkapkan tantangan menjadi lektor yang merupakan cerminan seorang murid Kristus di mana kerendah-hatian, kesiap-sediaan dalam setiap situasi, tantangan melawan ego pribadi dan ketaatan harus diperjuangkan.
Sementara itu pada Sesi 2, Pst. Tedjo, OSC menguraikan bahwa Lektor yang menanggapi suara Tuhan sebagai suatu panggilan harus pula tercermin dalam keseharian seorang lektor, di mana tugas lektor tak hanya sekedar 'membawa' Kristus dalam Liturgi Sabda tetapi 'membawa' Kristus dalam profesi, pergaulan, perjuangan dan perjumpaan kita dengan orang lain. Pastor juga menjelaskan dengan berkomitmen, maka kita menjalani peran yang kita pilih dengan senang dan ringan hati.
Dengan berakhirnya pertemuan pertama ini, para lektor pun seakan diingatkan untuk dapat berbuah dan berubah oleh Kristus. Kitab Suci yang hanya dilihat sebagai teks tidak akan mengubah siapapun, tetapi Kitab Suci yang berjalan dan kelihatan dalam diri kita akan mampu mengubah orang lain. Bukan kita yang mengubah orang lain, tetapi Kristus, yang berjalan bersama kita dan mereka. Semoga pertemuan pertama ini menjadi bekal yang berharga bagi para lektor dalam semangat pelayanannya.
Sementara itu pada Sesi 2, Pst. Tedjo, OSC menguraikan bahwa Lektor yang menanggapi suara Tuhan sebagai suatu panggilan harus pula tercermin dalam keseharian seorang lektor, di mana tugas lektor tak hanya sekedar 'membawa' Kristus dalam Liturgi Sabda tetapi 'membawa' Kristus dalam profesi, pergaulan, perjuangan dan perjumpaan kita dengan orang lain. Pastor juga menjelaskan dengan berkomitmen, maka kita menjalani peran yang kita pilih dengan senang dan ringan hati.
Dengan berakhirnya pertemuan pertama ini, para lektor pun seakan diingatkan untuk dapat berbuah dan berubah oleh Kristus. Kitab Suci yang hanya dilihat sebagai teks tidak akan mengubah siapapun, tetapi Kitab Suci yang berjalan dan kelihatan dalam diri kita akan mampu mengubah orang lain. Bukan kita yang mengubah orang lain, tetapi Kristus, yang berjalan bersama kita dan mereka. Semoga pertemuan pertama ini menjadi bekal yang berharga bagi para lektor dalam semangat pelayanannya.
_adi_vd_3+hail+mary.jpg)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !